Tentara menghadapi dakwaan atas kematian jenderal Irak
2 min read
DENVER – Militer berencana untuk menuntut dua petugas intelijen atas kematian seorang jenderal Irak karena sesak napas selama interogasi musim gugur lalu, menurut sebuah laporan surat kabar.
Tuduhan pembunuhan karena kelalaian dan pembunuhan tidak disengaja akan diajukan terhadap kepala ao Lewis Welshofer (Mencari) Dan Jeff Williams (Mencari), The Denver Post melaporkan pada edisi Kamis, mengutip a Segi lima (Mencari) dokumen yang diperoleh surat kabar.
Welshofer mengatakan dia tidak melakukan kesalahan apa pun. Dia dituduh duduk di dada Mayjen Irak Abed Hamed Mowhoush dan menutup mulutnya sementara komandan angkatan udara dibungkus dalam kantong tidur, menurut dokumen tersebut.
Mowhoush, 57, meninggal pada 26 November saat diinterogasi di Qaim, Irak. Sertifikat kematiannya mencantumkan pembunuhan sebagai penyebabnya. Militer mengatakan Mowhoush meninggal karena sesak napas akibat mati lemas dan kompresi dada.
Itu CIA (Mencari) mengatakan salah satu agennya mungkin juga terlibat dan merujuk masalah tersebut ke Depkeh (Mencari) untuk penyelidikan. Dua tentara lainnya menghadapi kelalaian tugas dalam interogasi, surat kabar tersebut melaporkan; mereka tidak disebutkan dalam dokumen Pentagon.
Tidak ada seorang pun di pos Angkatan Darat dekat Colorado Springs atau Pentagon yang dapat dihubungi untuk dimintai komentar setelah jam kerja.
Welshofer, anggota Kelompok Intelijen Militer ke-66, menolak berkomentar kepada Post pada hari Rabu, begitu pula Mayjen. Robert Wilson, komandan jenderal Fort Carson tempat para tentara yang dituduh bermarkas. Williams tidak membalas permintaan komentar.
Welshofer dan Williams ditegur oleh komandan mereka awal tahun ini dan dilarang diinterogasi lebih lanjut, lapor Post.
Scott Silliman, seorang profesor hukum di Duke University dan mantan pejabat kantor advokasi hakim, mengatakan dia belum pernah mendengar ada perwira militer yang didakwa melakukan pembunuhan atas kematian seorang tahanan.
“Merupakan sesuatu yang unik memiliki sipir atau interogator, karena tindakan fisiknya menyebabkan kematian seseorang,” ujarnya.
Penganiayaan terhadap tahanan Irak oleh pasukan AS telah menjadi skandal global, dimana militer dan lembaga lainnya menyelidiki sejumlah kematian serta prosedur di penjara Abu Ghraib. Tujuh anggota Kompi Polisi Militer ke-372 didakwa melakukan pelecehan terhadap tahanan.
Tentara Fort Carson lainnya menghadapi kemungkinan hukuman disiplin karena memaksa dua tahanan Irak melompat dari jembatan ke Sungai Tigris awal tahun ini.
Anggota Resimen Kavaleri Lapis Baja ke-3 juga ditanyai tentang kematian tahanan Irak Abdul Jaleel, 46, yang meninggal pada 9 Januari. Tentara mengatakan Jaleel meninggal karena luka benda tumpul dan sesak napas di sebuah pos dekat Al Asad.