Penulis mengimbau perempuan untuk memprioritaskan peran sebagai ibu selama tiga tahun pertama setelah kelahiran
2 min read
Penulis buku baru yang telah menimbulkan kontroversi karena mendesak perempuan untuk memprioritaskan peran sebagai ibu selama tiga tahun pertama setelah melahirkan daripada kembali ke tempat kerja, berbicara di ABC News pada hari Selasa di Good Morning America, mengatakan dia menulis buku itu karena dia merasa sebagai masyarakat kita telah “meremehkan peran sebagai ibu”.
Erica Komisar, yang menulis buku Being There: Why Prioritizing Motherhood in the First Three Years Matters, menghubungkan peningkatan penyakit mental dan gangguan perkembangan pada anak-anak dengan meningkatnya devaluasi budaya terhadap peran sebagai ibu.
Dalam postingan blognya untuk Book Culture, dia mengatakan bahwa dia melakukan pengamatan ini selama 27 tahun berpraktik pribadi sebagai pelatih orang tua dan psikoanalis. Komisar mengutip data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), yang mengatakan bahwa penggunaan antidepresan di AS meningkat hampir 400 persen antara periode 1988 hingga 1994 dan 2005 hingga 2008, yang menunjukkan adanya beberapa korelasi—walaupun bukan sebab akibat— – yang memberikan dukungan terhadap gagasannya .
Namun, sejumlah pihak yang skeptis menyatakan bahwa tinggal di rumah bukanlah pilihan bagi banyak perempuan, terutama karena AS masih menjadi satu-satunya negara industri di dunia yang tidak menawarkan cuti melahirkan berbayar.
“Judulnya agak menipu karena buku ini sebenarnya bukan tentang kerja versus non-kerja,” kata Komisar. “Ini soal penentuan prioritas. Jadi kata itu dipilih dengan sangat hati-hati. Untuk memprioritaskan anak-anak Anda dalam tiga tahun pertama apakah Anda seorang ibu yang bekerja, atau ibu yang tidak bekerja.”
“Dalam dunia yang ideal, kami ingin berada di sana sebanyak mungkin… namun ada kenyataan dan perempuan harus bekerja,” tambahnya.
Komisar, yang berprofesi sebagai psikoanalis, juga mengklaim bahwa kehadiran fisik dan emosional seorang ibu pada tahun-tahun awal kehidupan seorang anak – khususnya tiga tahun pertama – memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan emosional dan mental anak dalam jangka panjang.
“Tiga tahun pertama adalah apa yang kami sebut sebagai periode kritis perkembangan otak anak-anak… Saya katakan di buku ‘lebih banyak lebih banyak’,” kata Komisar. “Semakin Anda siap secara fisik dan emosional dalam tiga tahun pertama, maka anak-anak Anda akan semakin baik.”
Dalam Being There, Komisar berpendapat bahwa perempuan harus menentang tekanan masyarakat yang menekankan kinerja dibandingkan kehadiran emosional dan fisik untuk anak-anak mereka.
Dia menyebut Being There sebagai “buku pegangan” bagi para orang tua, dan dia berharap buku ini dapat memicu perbincangan tentang peran sebagai ibu dan keseimbangan kehidupan kerja.
Klik di sini untuk artikel selengkapnya