Pasukan Somalia membunuh 7 warga sipil yang mengaku sebagai pemberontak Islam
2 min read
Mogadishu – Pasukan Somalia menembak dan membunuh tujuh warga sipil di Mogadishu selatan setelah menuduh mereka sebagai pemberontak Islam yang baru-baru ini melancarkan serangkaian serangan terhadap sasaran pemerintah, kata Saksi pada hari Jumat.
Dalam insiden terpisah pada hari Kamis, tiga pria bersenjata menembak seorang asisten pekerja Somalia yang bertugas di Program Pangan Dunia PBB, kata seorang saksi mata, yang merupakan serangan termuda dalam serangkaian serangan terhadap pekerja kemanusiaan.
Saksi mata, Liban Ahmed, mengatakan tentara pemerintah menewaskan sedikitnya tujuh warga sipil dan melukai empat lainnya dalam operasi di lingkungan Daynile di ibu kota.
Komandan pemerintah bersikeras bahwa mereka yang tewas adalah pejuang Islam dan ditembak sebelum mereka menyerang pasukan pemerintah. Namun Asha Sheikh, warga lainnya, mengatakan: “Ada konfrontasi selain tentara yang menembak warga sipil.”
Pejuang Islam sempat merebut lebih dari selusin kota-kota strategis selama beberapa bulan terakhir dan menyerang sebuah pangkalan militer di dekat kursi parlemen negara itu pada hari Kamis.
Dalam serangan terpisah, Saksi Abdirahman Munim mengatakan tiga pria bersenjata menembak wakil ketua organisasi bantuan lokal di titik distribusi makanan sepanjang 13 kilometer di luar ibu kota. Ali Bashi Alore adalah wakil ketua organisasi bantuan lokal Sorda, yang membantu PBB menyebarkan makanan.
“Tiga pria bersenjatakan pistol mendatanginya dan membantahnya sekitar lima menit dan kemudian menembaknya dua kali,” kata Munim.
Munim mengatakan dia yakin Alore tewas dalam serangan itu, namun juru bicara Nairobi Peter Smerdon mengatakan laporan awal yang diperoleh organisasi tersebut menunjukkan bahwa Alore selamat dan dirawat di rumah sakit.
Ini adalah penembakan ketiga terhadap seorang pekerja terkait PBB pada minggu ini. Para penyerang menembak mati kepala Program Pembangunan PBB untuk Somalia pada hari Minggu, dan pada hari Senin seorang sopir truk ditembak mati dalam konvoi makanan di sebuah pos pemeriksaan.
Pekerja bantuan mengatakan Somalia berada dalam keadaan darurat kemanusiaan, dengan lebih dari 2 juta orang bergantung pada bantuan. Upaya bantuan terhambat oleh pertempuran sengit antara pemberontak Islam dan pasukan pemerintah, yang didukung oleh tentara Ethiopia.
Kelompok Islamis berjanji untuk melawan pemberontakan ala Irak setelah Ethiopia menggulingkan mereka dari kekuasaan satu setengah tahun yang lalu atas permintaan pemerintah transisi yang tidak mendapat dukungan. Namun pemerintah gagal menyediakan layanan dasar apa pun, penuh korupsi, dan setiap hari diserang oleh pemberontak.
Somalia yang miskin dan kering belum memiliki pemerintahan yang berfungsi, ketika para panglima perang menggulingkan diktator sosialis pada tahun 1991 dan kemudian saling mengubah milisi berbasis klan mereka.