Para ilmuwan mengklaim telah menghasilkan klon embrio dari dua pria
2 min read
Para ilmuwan mengatakan mereka telah menghasilkan embrio yang merupakan klon dari dua pria, sebuah langkah potensial menuju pengembangan sel induk yang bernilai ilmiah.
Ini adalah demonstrasi pertama yang terdokumentasi bahwa sel biasa dari manusia dewasa dapat digunakan untuk membuat embrio hasil kloning yang cukup matang untuk menghasilkan sel induk, kata para peneliti. Namun karena mereka belum memproduksi sel induk tersebut, para ahli bereaksi dengan tenang.
Karena ilmuwan lain sebelumnya telah membuat embrio manusia hasil kloning, “Saya merasa sulit menentukan apa yang pada dasarnya baru,” kata Doug Melton dari Harvard Stem Cell Institute.
Dia mengatakan “kemajuan besar berikutnya adalah menciptakan rangkaian sel induk embrio manusia” dari embrio hasil kloning. “Itu masih belum tercapai,” kata Melton.
Ilmuwan Korea Hwang Woo-suk mengaku telah menciptakan jalur sel seperti itu beberapa tahun yang lalu, namun ternyata itu adalah penipuan.
Dr. Samuel Wood, salah satu penulis makalah baru dan CEO Stemagen Corp. dari La Jolla, California, mengatakan dia dan rekan-rekannya kini mencoba memproduksi garis sel induk dari embrio.
Karya ini diterbitkan secara online pada hari Kamis oleh jurnal Stem Cells.
Para ilmuwan mengatakan sel induk dari embrio hasil kloning dapat menjadi alat yang berharga untuk mempelajari penyakit, menyaring obat-obatan dan, mungkin suatu hari nanti, menciptakan bahan transplantasi untuk mengobati kondisi seperti diabetes dan penyakit Parkinson.
Namun para kritikus keberatan. Ada yang mengatakan bahwa prosedur tersebut sama saja dengan menciptakan kehidupan manusia di laboratorium dan kemudian menghancurkannya untuk mengambil sel induk. Pihak lain menyampaikan kekhawatiran mengenai risiko kesehatan dan eksploitasi jika sejumlah besar perempuan diminta menyediakan sel telur untuk keperluan kloning secara luas.
Keberatan tersebut adalah salah satu alasan mengapa jalur alternatif menuju sel induk menjadi berita utama pada bulan November lalu. Para ilmuwan telah melaporkan cara yang relatif sederhana untuk mengubah sel kulit langsung menjadi sel induk. Namun, pemrograman ulang langsung ini secara teoritis membawa risiko kanker bagi penerima jaringan dari sel-sel ini, dan banyak ilmuwan bersikeras bahwa penelitian juga terus dilakukan pada teknik kloning.
Pendekatan kloning melibatkan memasukkan DNA dari seseorang ke dalam telur, kemudian menumbuhkan telur tersebut menjadi embrio berumur sekitar lima hari sebelum mengekstraksi sel induk. Pada tahap itu, embrio berbentuk bola dengan sekitar 150 sel.
Dalam penelitian barunya, para peneliti mengambil sel kulit dari Wood dan sukarelawan lainnya dan menghasilkan tiga embrio dengan DNA yang cocok dengan DNA pria tersebut. Pengujian DNA lebih lanjut pada salah satu embrio ini memperkuat dugaan bahwa itu adalah kloning, kata para peneliti.