Masyarakat Indonesia mengintensifkan pencarian korban tanah longsor
2 min read
CIJERUK, Indonesia – Tentara dan sukarelawan menggunakan tangan kosong mereka pada hari Kamis untuk mencari korban yang terkubur di bawah berton-ton lumpur dan batu setelah tanah longsor menyapu beberapa kota di Indonesia dan menyebabkan lebih dari 200 orang tewas atau hilang, kata para pejabat.
Di desa Cijeruk pada Jawa Di pulau tersebut, petugas penyelamat mengeluarkan lebih dari selusin mayat dari reruntuhan, termasuk seorang ibu yang menggendong anaknya.
Dua puluh enam jenazah telah ditemukan di Cijeruk sejak tanah longsor mengubur masyarakat pada hari Rabu, kata Aris Sudaryanto, koordinator upaya pencarian dan penyelamatan. Sekitar 100 orang tidak diketahui dan dikhawatirkan tewas.
Sementara itu, di Kabupaten Jember Ratusan kilometer ke arah timur, helikopter berusaha menjangkau orang-orang yang selamat dari tanah longsor dan banjir bandang minggu ini yang menewaskan sedikitnya 103 orang, kata juru bicara pemerintah setempat Purwanto, yang menyebutkan salah satu korbannya. Puluhan lainnya hilang atau terdampar.
Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono berencana untuk mengunjungi beberapa daerah yang terkena dampak pada hari Kamis.
Hujan lebat di daerah tropis memicu puluhan tanah longsor dan banjir bandang setiap tahun di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dimana jutaan orang tinggal di daerah pegunungan dan dekat dataran banjir subur di dekat sungai.
Banyak warga Cijeruk yang mengaku sadar bahwa tanah di bukit setinggi 50 meter yang mengelilingi desa pertanian terpencil mereka mungkin tidak dapat bertahan. Setelah mendengar suara gemuruh setelah tengah malam pada hari Rabu, beberapa orang melarikan diri ke tempat yang lebih aman.
Namun sebagian lainnya sedang tidur di rumah atau melaksanakan salat di masjid setempat ketika lumpur, batu, dan pepohonan tumbang di desa mereka sebelum fajar.
Saryono, seorang petani buah berusia 50 tahun di Cijeruk, mengaku tak berdaya menyaksikan puluhan tetangganya menghilang di bawah lumpur sedalam lebih dari 20 kaki di beberapa tempat.
“Mereka meneriakkan ‘Allah Akhbar! (Tuhan Maha Besar!)’ dan kemudian perlahan-lahan dikuburkan,” kata Saryono, yang hanya memiliki satu nama. “Saya melihat mereka dikubur hidup-hidup.”
Saryono sendiri terkubur hingga pinggang hingga korban selamat menyelamatkannya 15 menit kemudian.
Ratusan tentara, polisi dan relawan setempat menggali reruntuhan pada hari Kamis, mendapatkan pertolongan dari cuaca cerah setelah berhari-hari diguyur hujan lebat.
Enam ekskavator memindahkan tanah dan sisa-sisa rumah kayu yang dibongkar.
Sementara itu, helikopter di Jember mengangkut korban luka dan membawa makanan, obat-obatan, dan pakaian kepada ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana tersebut.
Banyak jalan dan jembatan hancur sehingga menghambat upaya penyelamatan, kata Susilo.
Jember berjarak 790 mil sebelah timur Jakarta dan 280 mil sebelah timur Cijeruk – semuanya berada di pulau Jawa yang padat penduduknya.