Ibu yang lebih tua lebih penyayang | Berita Rubah
2 min read
Dalam hal mengasuh anak, ibu remaja lebih banyak memikirkan tentang busana bayinya dan cenderung tidak terlalu peduli dengan bayinya dibandingkan wanita yang melahirkan di usia lanjut.
Temuan awal yang diterbitkan dalam Hormones and Behavior edisi Januari menunjukkan bahwa ibu yang sudah dewasa lebih menyayangi bayinya, sedangkan ibu remaja cenderung fokus pada perilaku “instrumental” seperti mengganti popok atau membetulkan bibbie.
Hasil penelitian ini mengejutkan para peneliti, yang berteori bahwa ibu remaja akan menunjukkan perilaku yang lebih tidak pantas, seperti menyodok dan mendorong. Penelitian medis sebelumnya telah mengindikasikan tindakan tersebut.
Untuk penelitian ini, 119 ibu baru dibagi menjadi tiga kelompok umur: remaja (usia 15 hingga 18 tahun), ibu muda (usia 19 hingga 25 tahun) dan ibu dewasa (usia 26 hingga 40 tahun). Setiap wanita direkam dalam video saat berinteraksi dengan bayinya di rumah selama 20 menit, dan ditanyai tentang pengalaman masa kecilnya dan suasana hatinya saat ini.
Peneliti Katherine Krpan dari Universitas Toronto di Mississauga, menemukan bahwa ibu yang menerima perhatian dan kasih sayang terus-menerus saat masih anak-anak, lebih hangat terhadap bayinya dibandingkan ibu yang memiliki banyak pengasuh.
Krpan dan rekannya juga mempertanyakan apakah hormon tersebut kortisol (mencari) berperan dalam reaksi ibu. Kortisol biasanya dikaitkan dengan stres, namun penelitian menunjukkan bahwa, pada ibu muda yang sehat, hormon ini dapat meningkatkan suasana hati dan meningkatkan perhatian selama periode pascapersalinan.
Tiga sampel air liur diperoleh dari masing-masing ibu selama penelitian. Ibu remaja yang menyusui memiliki kadar kortisol air liur yang lebih tinggi dibandingkan ibu dewasa, sehingga meningkatkan energi dan mengurangi suasana hati negatif.
“Pada ibu dewasa, rata-rata kadar kortisol lebih rendah, namun kortisol dikaitkan dengan berkurangnya energi dan pengaruh negatif,” tulis para penulis dalam laporan jurnal.
“Seiring bertambahnya usia, hubungan antara tingkat kortisol yang lebih tinggi dan suasana hati serta kelelahan berubah dari positif menjadi negatif,” lanjut mereka.
Para peneliti mengatakan masih belum jelas apakah tingkat kortisol, usia, atau interaksi keduanya merupakan faktor utama di balik perilaku ibu. Diperlukan lebih banyak penelitian.
Oleh Kelly Miller Stacyditinjau oleh Brunilda NazarioMD
SUMBER: Siaran Pers, University of Toronto, Krpan, K. “Experiential and Hormonal Correlates of Maternal Behavior in Teenage and Adult Mothers,” Hormones and Behavior, Januari 2005; jilid 47: hlm 112-122.