Dokter: Main Tetris Baik untuk Pengobatan Trauma
2 min read
LONDON – Memainkan Tetris, yang dianggap sebagai salah satu video game terhebat sepanjang masa, segera setelah peristiwa traumatis tampaknya mengurangi kilas balik yang melanda penderita gangguan stres pascatrauma, menurut sebuah penelitian di Inggris.
Temuan awal ini dapat mengarah pada pengobatan baru untuk mencegah atau mengurangi kilas balik yang merupakan ciri khas dari kondisi tersebut, yang juga dikenal sebagai PTSD, kata peneliti Universitas Oxford.
“Ini hanyalah langkah pertama yang menunjukkan bahwa ini bisa menjadi pendekatan yang layak untuk mencegah gangguan stres pasca trauma,” kata Emily Holmes, psikolog yang memimpin penelitian tersebut.
“Ini murni eksperimen ilmiah tentang bagaimana pikiran bekerja sehingga kita dapat mencoba memahami gambaran yang lebih besar,” kata Holmes dalam sebuah pernyataan.
PTSD sering kali berasal dari trauma masa perang seperti terluka atau melihat orang lain terluka atau terbunuh.
Gejalanya berkisar dari mudah tersinggung dan ledakan kemarahan hingga masalah tidur, kesulitan berkonsentrasi, kewaspadaan ekstrem, dan respons terkejut yang berlebihan. Masyarakat juga dapat terus mengenang peristiwa traumatis tersebut.
Tim Oxford menunjukkan kepada 40 sukarelawan sehat sebuah film yang memuat gambar traumatis dari cedera dari berbagai sumber, termasuk iklan tentang bahaya mengemudi dalam keadaan mabuk.
Gangguan pada ingatan sensorik?
Setelah menunggu 30 menit, separuh orang bermain Tetris selama 10 menit sementara yang lain tidak melakukan apa pun. Mereka yang memainkan game tersebut memiliki kilas balik yang jauh lebih sedikit terhadap film tersebut pada minggu berikutnya.
Permainan ini melibatkan manipulasi bentuk yang terdiri dari balok-balok persegi yang jatuh di layar untuk membuat garis balok horizontal tanpa celah. Ketika sebuah garis dibuat, garis itu menghilang.
Para peneliti percaya bahwa mengenali bentuk dan menggerakkan blok bangunan berwarna merah dalam permainan komputer bersaing dengan penglihatan trauma yang tersimpan di bagian sensorik otak.
Proses ini mungkin mengganggu cara ingatan sensorik terbentuk pada periode setelah trauma dan mengurangi jumlah kilas balik yang dialami di kemudian hari, kata mereka minggu ini di Public Library of Science Journal PLoS ONE.
“Kami tahu ada periode hingga enam jam yang memungkinkan untuk mempengaruhi jenis ingatan tertentu yang tersimpan dalam pikiran manusia,” Catherine Deeprose, yang mengerjakan penelitian tersebut, menambahkan dalam sebuah pernyataan.
“Kami menunjukkan bahwa pada sukarelawan yang sehat, bermain Tetris pada rentang waktu ini dapat mengurangi ingatan tipe kilas balik tanpa menghapus kemampuan untuk memahami peristiwa tersebut.”