November 8, 2025

blog.hydrogenru.com

Mencari Berita Terbaru Dan Terhangat

Para pengunjuk rasa melempari polisi karena ulama tersebut dikeluarkan dari rumah sakit

2 min read
Para pengunjuk rasa melempari polisi karena ulama tersebut dikeluarkan dari rumah sakit

Ratusan pendukung Abu Bakar Bashir yang berteriak-teriak melemparkan batu ke arah polisi pada hari Senin ketika mereka membawa ulama Muslim radikal itu dari rumah sakit untuk diinterogasi atas dugaan hubungannya dengan jaringan teroris yang disalahkan atas pemboman Bali.

Bashir, yang dirawat di rumah sakit selama dua minggu terakhir karena masalah pernapasan, diantar dengan kursi roda menuju iring-iringan mobil polisi yang sudah menunggu. Pengunjuk rasa yang marah melemparkan batu ke arah kendaraan saat mereka berangkat ke bandara terdekat, dari mana Bashir akan diterbangkan ke Jakarta.

Sekitar 300 petugas bersenjata mengambil posisi di sekitar rumah sakit di kampung halaman Bashir di Solo, sekitar 400 mil dari Jakarta.

Seorang polisi terluka ringan dalam bentrokan tersebut, namun kekerasan tampaknya dapat diatasi.

“Polisi berjanji keluarga Bashir bisa ikut bersamanya ke Jakarta, tapi kemudian membawanya pergi,” kata saudaranya, Umar Baradja. “Polisi adalah pengkhianat.”

Baradja mengatakan polisi memaksa masuk ke kamar rumah sakit Bashir dan mendobrak pintu dengan tongkat senapan mereka. Dia mengatakan mereka menyeret Bashir keluar dari tempat tidurnya, menempatkannya di kursi roda dan mendorongnya melewati kerumunan siswa yang marah.

Bashir resmi ditangkap pada 18 Oktober setelah melapor ke RS Muhammadiyah. Ia dituduh memerintahkan serangkaian pemboman gereja pada tahun 2000 yang menewaskan 19 orang dan merencanakan pembunuhan Presiden Megawati Sukarnoputri. Namun, dia bukan tersangka dalam pengeboman klub malam pada 12 Oktober di Bali yang menewaskan hampir 200 orang.

Polisi juga mengatakan mereka juga ingin menanyai Bashir tentang Jemaah Islamiyah, sebuah kelompok Islam lokal yang diyakini sedang mencari negara super Muslim di Asia Tenggara dan terkait dengan jaringan teror al-Qaeda.

Kelompok tersebut diduga terlibat dalam serangan Bali.

Para pemimpin Muslim radikal dan pelajar berusia 12 tahun – banyak dari pesantren Bashir di Solo – berkumpul di luar rumah sakit pada Senin pagi.

Massa yang hadir mengacungkan tinju sambil meneriakkan, “Kami siap mati.” Spanduk mereka berbunyi: “Kami bukan teroris” dan “Guru kami tidak akan lari.”

Polisi telah berada di rumah sakit sejak tengah malam untuk bersiap menangkap Bashir, setelah pertemuan dengan para pemimpin agama setempat di mana petugas menolak usulan agar dia kembali ke rumahnya di Solo dan kemudian mengajukan diri untuk diinterogasi.

Senin pagi, pengacara Bashir, Ahmad Taufik, mengatakan negosiasi mengenai persyaratan interogasi kliennya menemui jalan buntu.

Bashir, yang membantah melakukan kesalahan apa pun, mengatakan pada hari Minggu bahwa dia akan mengajukan pertanyaan tetapi menolak upaya untuk menahannya.

Penangkapan Bashir terjadi setelah penyelidik Indonesia kembali dari pemeriksaan terhadap Omar al-Faruq, seorang agen al-Qaeda yang diam-diam mereka tangkap awal tahun ini, kemudian diserahkan ke Amerika Serikat.

Al-Faruq mengaku mengenal baik Bashir dan melibatkannya dalam pemboman gereja dan rencana pembunuhan.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.